Minggu, 17 Januari 2010

Hal Penting dalam Pemberian Obat

Hal-hal yang Perlu di Perhatikan dalam Pemberian Obat

a. Periksa identitas pasien (dalam anamnesa, riwayat penyakit pasien, alergi).

Factor patologik dari pasiennya, adakah gangguan pada ginjal atau hati, karena akan mempengaruhi reaksi absorpsi dan ekskresi dari obat.

b. Harus tahu nama dagang dan nama generic obat dimana sebelum memberikan obat ke pasien, periksa label pada botol tiga kali, diterangkan kegunaan obat itu apa.

c. Harus sesuai dengan dosis yang tepat.

d. Cara pemberian tepat, yang ditentukan dengan keadaan umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan.

e. Waktu makan obat harus digunakan dengan tepat.

f. Kondisi fisiologi

· Anak : Usia, berat badan, luas permukaan tubuh atau kombinasi factor-faktor ini dapat digunakan untuk menghitung dosis anak dari dosis dewasa.

Untuk perhitungan dosis, usia anak dibagi dalam beberapa kelompok usia sebagai berikut : sampai 1 bulan (neonates), sampai tahun (bayi), anak 1-5 tahun, dan 6-12 tahun.

Berat badan digunakan untuk menghitung dosis yang dinyatakan dalam mg/kg. Akan tetapi, perhitungan dosis anak dari dosis dewasa berdasarkan berat badan saja, seringkali menghasilkan dosis anak yang terlalu kecil karena anak mempunyai laju metabolism yang lebih tinggi dan volume distribusi yang relative lebih besar sehingga per kg berat badannya seringkali membutuhkan dosis yang lebih tinggi daripada orang dewasa (kecuali pada neonatus).

· Usia lanjut : dipengaruhi oleh penurunan fungsi ginjal (filtrasi glomerulus dan sekresi tubuli) merupakan perubahan factor farmakokinetik yang terpenting.

g. Kondisi pasien ( kritis atau tidak )

Jika kondisi pasien kritis diberikan obat secara parenteral ( intra vena dan intra muskular ) agar kerja obat cepat sehingga cepat menimbulkan efek. Jika tidak terlalu kritis bisa diberikan secara oral saja.

Mekanisme Kerja Anti Histamin dan Kortikosteroid

Mekanisme Kerja Anti Histamin dan Kortikosteroid

A. Anti Histamin

Antihistamin terdiri dari :

1. Antihistamin H1

Meniadakan secara kompetitif kerja histamin pada reseptor H1. Selain memiliki kefek antihistamin, hampir semua AH1 memiliki efek spasmolitik dan anastetik lokal

2. Antihistamin H2

Bekerja tidak pada reseptor histamin, tapi menghambat dekarboksilase histidin sehinnga memperkecil pembentukan histamin jika pemberian senyawa ini dilakukan sebelum pelepasan histamin. Tapi jika sudah terjadi pelepasa histamin, indikasinya sama denfan AH 1

B. Kortikosteroid

Derivate dari hormone kortikosteroid yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal yang berperan mengontrol respon inflamasi.

Terbagi dua :

ü Mineralokortikoid

Efek terhadap metabolism elektrolit Na dan K

ü Glukokortikoid

Terutama kortisol (hidrokortison) pada manusia, mempengaruhi metabolism karbohidrat dan protein, tetapi juga mempunyai aktivitas mineralkortikoid yang bermakna. Hormone ini disintesis dalam sel-sel zona fasikulata dan zona retikularis.
Glukokortikoid (seringkali prednisolon) digunakan untuk menekan inflamasi, alergi, dan respon imun.
Mekanisme kerja glukokortikoid :
Kortisol (dan glukokortikoid sintetik) berdifusi kedalam sel target dan terikat pada reseptor glukokortikoid sitoplasma yang termasuk dalam superfamili yang terdiri dari reseptor steroid, tiroid, ddan retinoid. Komplek reseptor glukokortikoid yang teraktivasi memasuki nucleus dan terikat pada elemen respons steroid pada molekul DNA target. Ikatan ini menginduksi sintesis mRNA spesifik maupun merepresi gen dengan menghambat factor transkripsi, misalnya NFкB.
Obat yang berpengaruh terhadap system saraf otonom (obat adrenergic)
Obat golongan ini disebut obat adrenergic karena efek yang ditimbulkannya mirip perangsangan saraf adrenergic, atau mirip efek neurotransmitter noreprinefrin dan epinefrin (yang disebut juga noradrenalin dan adrenalin). Golongan obat ini disebut juga obat simpatik atau simpatomimetik.
Kerja obat adrenergic dapat dkelompokkan dalam 7 jenis :
1. Perangsangan organ perifer : otot polos pembuluh darah kulit dan mukosa, dan terhadap kelenjar liur dan keringat.
2. Penghambatan organ perifer : otot polos usus, bronkus, dan pembuluh darah otot rangka.
3. Perangsangan jantung, dengan akibat peningkatan denyut jantung dan kekuatan kontraksi.
4. Perangsangan SSP, misalnya perangsangan pernapasan, peningkatan kewaspadaan, aktivitas psikomotor, dan pengurangan nafsu makan.
5. Egek metabolic, misalnya peningkatan glikogenolisis di hati dan otot, liposis, dan penglepasan asam lemak bebas dari jaringan lemak.
6. Efek endokrin, misalnya mempengaruhi sekresi insulin, rennin, dan hormone hipofisis.
7. Efek prasinaptik, dengan akibat hambatan atau peningkatan penglepasan neurotransmiter NE atau Ach
Obat adrenergic kerja langsung
Sebagian besar obat adrenergic bekerja secara langsung pada reseptor adrenergic di membrane sel efektor. Akan tetapi, berbagai obat adrenergic tsb berbeda dalam kapasitasnya untuk mengaktifkan berbagai jenis reseptor adrenergic.
Epinefrin bekerja langsung pada reseptor α1,α2,β1,β2, dan β3 sedangkan norepinefrin bekerja pada reseptor α1, α2, dan β1, dan kurang pada reseptor β2.
Obat adrenergic kerja tidak langsung
Contoh : amfetamin tiramin.
Artinya menimbulkan efek adrenergic melalui pelepasan NE yang tersimpan dalam ujung saraf adrenergic. Karena itu, efek obat-obat ini menyerupai efek NE, tetapi timbulnya lebih lambat dan masa kerjanya lebih lama. Obat-obat ini mengalami ambilan ke dalam ujung saraf adrenergic melalui ambilan 1 (norepinefrin transporter=NET) dan kedalam gelembung sinaps melalui vesicular monoamine transporter (VMAT-2), dan menggnatikan NE dalam tempat penyimpanannya.

Efek Samping Obat

Efek Samping Obat

Þ Hasil interaksi yang kompleks oleh molekul obat dengan tempat kerja spesifik dalam sistem biologic tubuh (setiap efek yang tidak dikehendaki, yang merugikan atau membahayakan pasien dari suatu pengobatan).

Pembagian efek samping obat :

a. Efek samping yang dapat diperkirakan

v Efek farmakologik yang berlebihan (efek toksik), dapat disebabkan karena dosis relative yang terlalu besar bagi pasien yang berlebihan, yang terjadi karena adanya perbedaan respons kinetic atau dinamik pada kelenjar-kelenjar tertentu.

v Gejala penghentian obat, munculnya kembali gejala penyakit semula atau reaksi pembalikan terhadap efek farmakologik obat karena pengehntian pengobatan

b. Efek samping yang tidak dapat di perkirakan

v Alergi

Terjadi akibat reaksi imunologik, dengan ciri-ciri :

o Gejalanya sama sekali tidak sama dengan efek farmakologiknya

o Terdapat tenggang waktu antara kontak I terhadap obat dengan timbulnya efek.

o Reaksi dapat terjadi pada kontak ulangan

o Reaksi hilang bila obat dihentikan

o Keluhan atau gejala terjadi dapat ditandai sebagai reaksi imunologik.

v Reaksi karena factor genetic

Mempunyai kelainan genetic dalam kemampuan metabolism obat seseorang

Tidak semua efek samping menimbulkan efek yang buruk, ada yang sifatnya menguntungkan.

1. Efek samping menguntungkan

contoh : pada penderita tekanan darah tinggi yang dirangsang oleh psikis, efek samping reserpin yang sedatif dianggap sebagai suatu keuntungan.

2. Efek yang merugikan

ü Efek toksik karena perbedaan – perbedaan akibat konstitusi atau genetik dalam absobsi, distribusi, metabolisme dan eksresi.

Contoh : gangguan SSP, keluhan pada lambung dan usus, kerusakan parenkim hati dan ginjal, dll

ü Efek samping pada waktu perkembangan embrio

Jika terjadi pada fase :

· Blastogenesis : menyebabkan kematian janin

· Embriogenesis : Jika bahan yang merugikan mencapai blastula yang sedang berada pada fase diferensiasi maka terjadi kecacatan.

· Fetogenesis : tidak matangnya organ atau fungsinya tidak sempurna

Faktor-faktor terjadinya efek samping obat, antara lain :

a. Factor obat

o Instrinsik dari obat yaitu sifat dan potensi obat untuk menimbulkan efek samping

o Pemilihan obat

o Cara penggunaan obat

o Interaksi antar obat

b. Factor bukan obat

o Instrinsik dari pasien yaitu umur, jenis kelamin, genetic, kecenderungan alergi, penyakit, sikap, dan kebiasaan hidup.

Ekstrinsik di luar pasien yaitu dokter (pemberian obat) dan lingkungan.