Factor yang mempengaruhi penuaan organ rongga mulut
Proses penuaan dipicu oleh laju peningkatan radikal bebas dan system penawara racun yang semakin berubah seiring berjalannya usia.
Factor proses penuaan :
a. Factor genetic
• Penuaan dini
• Resiko penyakit
• Intelegensia
• Pharmakogenik
• Warna kulit
• Tipe/ kepribadiaan seseorang
b. Factor endogenik
• Perubahan structural dan penurunan fungsional
• Kemampuan/ skill menurun
• Kapasitas kulit untuk mensintesis vitamin D
c. Factor eksogenik (factor lingkungan dan gaya hidup)
• Diet/ asupan zat gizi
• Merokok
• Obat
• Penyinaran Ultra Violet
• Polusi
Proses penuaan jaringan keras rongga mulut
a. Gigi
o Email
- Erosi
Hilangnya lapisan terluar gigi secara progresif akibat pengaruh bahan-bahan kimia tanpa adanya pengaruh bakteri atau melarutnya email gigi (kalsium) oleh asam
- Atrisi
Hilangnya substansi gigi secara bertahap pada permukaan atas gigi karena proses mekanis yang terjadi secara fisiologis akibat pengunyahan. Ini terjadi pada permukaan atas gigi akibat kebiasaan mengunyah yang salah dan kebiasaan menggerakkan gigi berulang-ulang, serta kebiasaan menggeser-geser gigi saat tidur (bruxism)
- Abrasi
Terkikisnya lapisan email gigi sehingga email menjadi berkurang/ hilang hingga mencapai dentin. Penggunaan gigi secara patologis akibat dari kebiasaan buruk/ pemakaian zat-zat abrasive secara oral, merokok dengan pipa, mengunyah tembakau, menyikat gigi secara agresif
o Dentin
Reaksi kompleks dentin pada proses penuaan ialah terjadinya pembentukkan :
- Dentin Sekunder, yang merupakan kelanjutan dentinogenesis serta reduksi jumlah odontoblas
- Dentin Tersier, respon rangsangan dan odontoblast berdesakan serta tubulus dentin bengkok
- Dentin Sklerotik, karies terhenti/ berjalan sangat lambat dan tubulus dentin menghilang
- Dead Tracks (Sal. Mati), tubulus dentin kosong
o Pulpa
Reaksi kompleks pulpa pada proses penuaan :
- Peningkatan kalsifikasi jaringan pulpa
- Penurunan komponen seluler dan vaskuler
- Reduksi ukuran ruang pulpa
- Peningkatan kolagen jaringan pulpa
b. Tulang Alveolar
- Terjadi resorbsi dari processus alveolaris, terutama setelah pencabutan gigi, sehingga ;
o Tinggi wajah berkurang
o Pipi dan Labium Oris tidak terdukung
o Wajah menjadi keriput
- Terjadi resorbsi pada caput mandibula, fossa glenoidales membatasi ruang gerak membuka dan menutup mandibula
- Resorbsi tulang alveolar menyebabkan pengurangan jumlah tulang akibat kerusakan tulang karena adanya peningkatan osteoklast (fungsinya : perusakan tulang) sehingga terjadi proses osteolisis dan peningkatan vaskularisasi
Proses penuaan jaringan lunak rongga mulut
a. Mukosa
Terjadi perubahan pada struktur, fungsi dan elastisitas jaringan mukosa mulut. Mukosa mulut terlihat :
- Pucat
- Kering
- Hilangnya Stippling
- Terjadinya Oedema
- Elastisitas jaringan berkurang
- Jaringan mudah mengalami iritasi dan rapuh
- Kemunduran lamina propria
- Epitel mengalami penipisan
- Keratinisasi berkurang
- Vaskularisasi berkurang sehingga mudah atropi
b. Lidah
- Tonus lidah mengalami penurunan tapi ukurannya tidak berubah kecuali pada orang yang kehilangan giginya
- Papilla lidah berkurang demikian juga ukurannya
- Pengurangan kuncup pengecap yang mengakibatkan penerimaan sensitivitas terhadap rasa manis, pahit, dan asam
c. Kelenjar Saliva
- Kecepatan aliran saliva rendah
- Biosintesis protein menurun karena sel-sel asinus mengalami atropi sehingga jumlah protein saliva menurun
- Xerostomia, aliran saliva berkurang karena menurunya jumlah jaringan asihan yang sebanding dengan ductus dan connective tissue
d. Ligamen Periodontal
Pada serat-serat ligament dan kalsifikasi serat-serat kolagen yang menyebabkan berkurangnya lebar ligament periodontal
e. Gingiva
- Terjadinya penambahan papilla jaringan ikat dan menurunnya keratinisasi epitel
Pergerakkan dent gingival junction ke apical meluas ke Cemento Enamel Junction sering -disebabkan peradangan, sehingga terbukanya sementum yang menyebabkan karies pada akar gigi
Pengaruh penuaan terhadap sendi TMJ dan persyarafan
Perubahan pada sendi Temporo Madibular Junction sering terjadi pada usia 30-50 tahun. Perubahan ini terjadi akibat dari proses degenerasi sehingga melemahnya otot-otot mengunyah yang mengakibatkan sukar membuka mulut secara lebar.
1. Pengaruh pengurangan jumlah gigi akibat penaan, terutama di gigi posterior telah diindikasikan sebagai penyabab gangguan TMJ. Hal ini karena condilust mandibula akan mencari posisi yang nyaman pada saat menutup mulut. Inilah yang memicu perubahan letak condilust pada fossa glenoid dan menyebabkan kelainan pada TMJ
2. Akibat penuaan jmengakibatkan kontraksi otot bertambah panjang saat menutup mulut. Hal ini menyebabkan kerja sendi lebih kompleks
3. Penuaan mengakibatkan remodeling (degradasi makromolekul sel dan ekstraselular secara continue pada struktur dan fungsi jaringan konektif) pada sendi. Remodeling ini merupakan adaptasi biologis terhadap lingkungan yaitu respon stress biomekanis. Contohnya remodeling sebagai kompensasi gigi yang telah dicabut. Akibat proses menua, jaringan sendi mnegalami reduksi sel yang progresif. Remodeling terjadi pada bagian anterior dan posterior kondil medial dan lateral dan atap fossa glenoid
Perubahan umum
- Berkurangnya kemampuan proliferasi secara keseluruhan sehingga bila terjadi kerusakan atau kematian sel jaringan TMJ :
o Kemampuan untuk melakukan reparasi menurun
o Menurunya kemampuan reaksi jaringan terjadap rangsangan pertumbuhan
o Menurunya respon imun dan menurunya kemampuan pembentukan protein akibat rangsangan dari luar
Perubahan pada jaringan tulang rawan sendi
- Menurunya ketebalan lapisan fibro kartilago pada permukaan condilust sendi
- Terjadi degenerasi dari kondrosit sehingga munurunya kemampuan kartilago terhadap rangsangan tekanan
Cairan synovial menurun sehingga :
- Mempunyai kelancaran pergerakan diskus artikularis
- Terjadi krepitasi pada gerak sendi dan pada keadaan yang lebih parah diskus artikulasi akan robek atau mengalami kerusakan
Perubahan pada Ligamen Sendi
- Menurunya ketebaln kapsula sendi
- Menurunya daya tahan regangan dari serat kolagen yang membentuk ligament TMJ
- Sintesa menurun sehingga proses reparasi menurun, karena menurunya ketahan regangan maka terjadi penurunan keleluasaan artikulasi TMJ
Pusat pengendalian saraf otonom adalah hipotalamus. Gangguan otonom pada usia lanjut adalah penurunan asetilkolin, atekolamin dopamine, dan noradrenalin.
- Perubahan pada neurotransmisi pada ganglion otonom yang berupa penurunan pembentukan asetil-kolin yang disebabkan terutama oleh penurunan enzim utama kolin-asetilase
- Terdapat perubahan morfologis yang mengakibatkan pengurangan jumlah reseptor kolin
Pengaruh proses penuaan terhadap system stomatognatik
System Stomatognatik
Kombinasi struktur cavum oris yang terlibat dalam proses bicara, pengecapan, mastikasi dan penelanan. Terdiri dari :
a. Gigi
b. Rahang
c. Otot pengunyahan
d. Persyarafan
e. TMJ
Secara umum
- Penuaan mengakibatkan kehilangan kontak oklusal akan mengganggu kestabilan lengkung gigi sehingga mengacaukan fungsi kunyah
- Pada proses bicara, huruf konsonan dibentuk oleh pemutusan aliran udara di atas larink. Pemutusan ini dapat dilakukan oleh salhsatunya karena gigi sehingga jika gigi sudah tanggal, pembentukan huruf konsonan terganggu, dan menghambat proses bicara
- Produk bicara juga dipengaruhi oleh otot pengunyahan
Pengaruh perubahan usia pada gigi geligi
1. Pergerakan ke mesial (kea rah depan) dari gigi geligi. Pada tiap arcus dentalis yang berhubungan dengan ausnya facies aproximalis (daerah kontak) dari gigi geligi tetangganya (proses penyesuaian local untuk gigi sebelahnya)
2. Atrisi enamel, diikuti dengan terbukanya dentin pada facies occlusalis dan edge insisal. Proses ini berhubungan dengan reduksi besar cavitas pulparis karena dentin sekunder yang mengalami atrisi yang hebat
3. Pergerakan mandibula ke depan dalam hubungan dengan maksila. Diakibatkan karena atrisi bonjol-bonjol gigi belakang cenderung menimbulkan kontak gigitan tepi dari insisivus atas dan bawah bertemu
4. Resesi gingiva, menyebabkan CEJ pada cavum oris sehingga perlekatan ligamentum periodonsium akan berkurang dan tepi soket tereabsorpsi
5. Akar gigi memanjang karena deposisi cementum pada regio apicalis sehingga kompensasi resesi gusi ke arah akar menyebabkan erupsi aktif
6. Penyempitan rongga pulpa dan penebalan cementum
Solusi dari akibat penuaan organ rongga mulut
a. Perubahan warna Intrinsik, karena penuaan aging/ penuaan gigi cenderung menguning
Solusi : Bleaching menggunakan bahan kimia (peroksida) yang akan terurai menjadi hydrogen peroksida menjadi radikal bebas yang menyebabkan organic dalam email gigi dimana molekul organic besar, sehingga lebih kecil dan lebih sedikit merefreksikan cahaya sehingga lebih putih
b. Jika gigi goyah akibat jaringan penyangga yang tidak baik
Solusi : Splinting
c. Tulang alveolar yang resorpsi
Solusi : Bone grafting yang tujuannya mengurangi kedalaman poket periodontal, peningkatan pelekatan secara klinik, pengisian tulang di daerah defek dan degenerasi tulang baru, semen dan ligament periodontal
d. Gigi yang tanggal
Solusi : pemasangan protesa
Namun pada penuaan karena lanjut usia, ada beberapa factor yang harus diperhatikan :
1. Tidak semua gigi tersisa harus dicabut. Jangan paksakan untuk membuat gigi tiruan penuh
2. Kondisi jarak dimensi vertical tinggi wajah dalam arah vertical pada lansia secara fisiologis selalu berkurang dan sifatnya irreversible, hal ini karena resorbsi alveolar ridge. Hal ini menyebabkan gigi tiruan menjadi tidak stabil karena gigi tiruan tidak cekat lagi ada tempatnya.
semoga bermanfaat ^^
0 komentar:
Posting Komentar